BOGOR – Tak hanya suara bising dan debu yang kini menjadi tetangga baru warga sekitar proyek Jembatan Otista. Kini dampak lainnya juga akan dirasakan warga di dua kecamatan di Kota Bogor.
Ya, sambungan pipa milik Perumda Tirta Pakuan yang mengaliri sejumlah wilayah di dua kecamatan, bakal berhenti mengalir selama 6 jam bahkan lebih, lantaran ada perbaikan.
Gangguan penyaluran air bersih yang menjadi denyut kehidupan warga itu, sudah dua kali dirasakan warga sekitar lokasi revitalisasi Jembatan Otista.
Dalam sebuah selebaran tangkapan layar dari akun IG Perumda Tirta Pakuan, warga di dua kecamatan yakni Bogor Timur dan Bogor Tengah, disarankan segera menampung air.
Hal itu tertuang dalam pengumuman resmi yang menyebar ke sejumlah WAG.
“Sehubungan dengan adanya rencana kegiatan koneksi pipa HDPE 16″ x AC 15″ (Relokasi sementara dampak pekerjaan Jembatan Otista) di Jalan Otista yang akan dilaksanakan pada hari Jumat 26 Mei 2023 mulai pukul 13:00 – 18:00 WIB,” tulis pengumuman itu, seperti selebaran yang diterima redaksi bogorexpose pada Kamis (25/05/2023) malam.
Akibatnya, wilayah terdampak gangguan meliputi Jalan Otista, Jalan Bangka, Jalan Babakan Peundeuy, Jalan Sambu Dsk, Jalan Riau, Jalan Belitung, Terminal Baranangsiang, Jalan Cidangiang, Babakan Fakultas, Universitas Pakuan dan sebagian Bogor Baru.
Dampak perbaikan pipa yang sebelumnya dirusak oleh dua alat berat milik kontraktor proyek Jembatan Otista itu juga bakal menyebabkan pemadaman di Kelurahan Babakan Pasar, Kelurahan Baranangsiang, Tegalega yang berada di Kecamatan Bogor Timur dan Bogor Tengah.
“Untuk pelanggan dimohon menampung air pada saat air masih mengalir. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” tulis pesan resmi itu.
Saat dikonfirmasi ke Humas Perumda Tirta Pakuan, Iman Safir membenarkan bakal adanya gangguan menyalurkan air bersih kepada warga di dua kecamatan itu.
“Koneksi ke pipa sementara, soalnya pipa utama bakal dibongkar,” kata Iman.
Iman juga mengatakan, Perumda Tirta Pakuan juga bakal menyiagakan mobil tangki air, untuk para warga yang terdampak.
“Kami upayakan cepat selesai. Pipa ini akan kami selesaikan sebelum pukul 18:00. Sebab normalisasinya tidak seperti zona satu,” jelas Iman.
Sementara itu, Niko warga Tegal Lega mengaku sudah dua kali terkena dampak proyek senilai Rp49 miliar itu.
“Besok yang ketiga kalinya kami warga yang kena dampak bakal merasakan kesulitan air. Mau sampe kapan kami kena dampak. Warga yang lain cuma kena macet sama jalan muter-muter. Kami mah terganggu sampe ke kebutuhan dapur,” tandas Niko.
Sementara warga lainnya mengaku tidak pernah mendapat informasi apapun terkait proyek Jembatan Otista dekat rumahnya itu.
“Jangankan kompensasi, sosialisasi saja tidak jelas. Yang dikumpulkan pedagang yang notabenya bukan warga setempat. Pengurus RT dan RW di Babakan Peundeuy juga mengaku tidak pernah dilibatkan dalam apapun,” ujar Yudi.
Saat diinformasikan akan adanya dampak tambahan kepada warga, Wakil Walikota Bogor Dedie A Rachim meminta maaf.
“Mohon maaf. Mudah-mudahan bisa ditanggulangi sementara dengan tangki air. Mudah-mudahan warga Babakan Pendeuy dan sekitarnya bisa memahami adanya pemutusan sementara karena pengalihan pipa,” kata Dedie.
Namun meski banyak menyengsarakan warga terdampak, tidak pernah ada permintaan maaf dari PT Mina Fajar Abadi selaku pelaksana proyek. Perusahaan asal Aceh yang menjadi rekanan Pemprov Jabar dan Pemkot Bogor itu, rupanya terbiasa melakukan pekerjaan tanpa mempedulikan dampak yang ditimbulkan. (be-007)
Discussion about this post