BOGOR – Kerusakan pipa milik PDAM yang mengaliri sejumlah wilayah di Bogor Timur, akibat aktivitas proyek revitalisasi Jembatan Otista ketiga kalinya, membuat warga Jalan Otista dan Jalan Bangka murka.
“Kartu merah ini sih, udah tiga kali seperti ini,” kata Wali, warga RT 02/RW 12 Babakan Peundeuy, Kelurahan Baranangsiang, Bogor Timur, Senin (19/6/2023).
Sementara warga terdampak lainnya berencana menuntut ganti rugi kepada PT Mina Fajar Abadi, selaku pelaksana proyek Jembatan Otista.
Perusahaan asal Aceh itu diduga telah lalai melaksanakan kinerja tanpa mempertimbangkan aspek kepentingan fasilitas umum.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Tim Peradi Kota Bogor. Bahwa selanjutnya kami akan melayangkan clas action agar persoalan ini tidak dianggap sepele oleh perusahaan dan para backingnya,” ujar Billy Adhiyaksa, warga Jalan Otista, RT 01/RW 12, Baranangsiang, Kota Bogor itu.
Kerusakan pipa PDAM tersebut merupakan kejadian ketiga kalinya, sejak proyek senilai Rp49 miliar itu digelar.
“Sejak awal sosialisasi minim, nekad mau bongkar bangunan bersejarah, bikin bising dan kotor lingkungan. Sekarang merugikan lagi. Ini sudah keterlaluan. Kami akan tuntut mereka dan siapapun pejabat yang kerap membela mati-matian proyek tersebut. Kami minta keadilan kepada negara,” tandasnya.
Gangguan pasokan air bersih yang berujung merugikan masyarakat itu juga telah disampaikan langsung kepada Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim. “Terimakasih informasinya,” kata Dedie merespon layanan pesan dari warga.
Sementara itu, Direktur Teknik Perumda Tirta Pakuan, Ardani Yusuf enggan merespon sederetan pertanyaan yang dilayangkan melalui ponselnya. Tak lama kemudian, Ardani Yusuf muncul di laman IG Perumda Tirta Pakuan dan menyampaikan kondisi kerusakan fatal pipa tersebut.
Sementara Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Rena Da Frina juga enggan merespon pertanyaan redaksi. Ia tampaknya bakal menjawabnya melalui konten di media sosial, mengikuti jejak sang Walikota Bogor, Bima Arya.
Perumda Tirta Pakuan diketahui mengirimkan mobil tanki air bersih. Sejumlah warga tampak berbondong-bondong memanfaatkan air dengan berbagai macam perabot rumah tangga. Sebagian warga lainnya memilih menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhan MCK. (be-031)
Discussion about this post