BOGOR – Ratusan proyek irigasi di penjuru Kabupaten Bogor, rupanya dikerjakan tidak semestinya. Pelaksanaan proyek bernilai total miliaran rupiah itu, diduga luput dari pengawasan PUPR Kabupaten Bogor.
Memasuki musim penghujan, sejumlah proyek irigasi kembali amrol. Dari kesaksian sejumlah warga, para kontraktor kerap terlihat menambang batu yang berada di sungai untuk memadati struktur beronjong.
Tak hanya itu, para pelaksana proyek diketahui adalah orang-orang yang dekat dengan Kepala Bidang Irigasi dan Sumber Daya Air, Eka Sukarna.
Saat mencoba dikonfirmasi, Eka Sukarna sulit ditemui. Tiga jam menunggu untuk bertemu, Kabid lebih memilih menerima para kontraktor ketimbang menerima jajaran redaksi yang ingin mengkonfirmasi seputar kinerjanya.
Menurut informasi yang beredar, para kontraktor pelaksana ratusan proyek irigasi di wilayah Kabupaten Bogor, merupakan orang-orang dekat sang Kabid dan orang-orang titipan sejumlah oknum pejabat di lingkup Pemkab Bogor.
Tak hanya itu, terkait pembangunan, ada dugaan proyek irigasi Cibaregbek di Kampung Babakan Pasir Kalong, Desa Antajaya, Kecamatan Tanjungsari, pembangunan menggunakan material batu yang diambil dari bantaran kali Cibaregbek.
Pengerjaan yang dilaksanakan oleh CV Bogatalla, dan konsultan pengawas PT. 4 Cipta Konsultan, menggunakan anggaran sebesar Rp. 413.911.000.00,- dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Bogor.
Ketua Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Lembaga Pemerhati Nasional Indonesia Membangun (LP-Nasdem), Angga Dita Erlangga mengatakan, mempertanyakan terkait material batu yang digunakan diambil dari bantaran kali Cibaregbek dan bukan batu yang dibeli dari luar.
“Menurut pengakuan Heru selaku pelaksana dari kontraktor, mengakui adanya penggunaan material, kontruksi diambil dari bantaran sungai kali cibarekbek, dimana bendungan irigasi itu di bangun,” katanya.
“Berdasarkan pengakuan Heru pula bahwa pengambilan material itu dilakukan atas dasar rekomendasi atau disetujui oleh oknum ketua RT,” sambungnya.
Selaku kontor sosial, Angga Dita sangat menyayangkan, karena diduga proyek irigasi yang mestinya sangat bermanfaat untuk kepentingan para petani dalam rangka ke tahanan pangan dikerjakan dengan kurang baik.
“Maka dari itu kami dari LP Nasdem, meminta kepada dinas terkait agar tinjau lokasi tersebut, menurut saya dengan bahan material atau kontruksi yang diduga tidak masuk SNI, maka mutu kualitas bangunan pun akan tidak mampu bertahan lama,” katanya. (be-007)
Discussion about this post