BOGOR – Indeks kualitas udara (AQI) yang dirilis AQAir menyebutkan, kualitas udara di Kota Bogor, Jawa Barat berada pada level 105 dan berstatus tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Menurut data yang dirilis pada Senin 3 Juli 2023 pukul 23:00 WIB, Kota Bogor berada di rangking ke 10 Kota se Indonesia dengan kualitas udara terburuk.
IQAir juga merilis, prakiraan indeks kualitas udara di Kota Bogor yang akan memburuk sejak Senin hingga Minggu 9 Juli 2023. “Selasa 4 Juli 2023 tingkat polusi berada di level 164 AQI berstatus tidak sehat.
Kemudian Rabu 5 Juli 2023 turun ke angka 161 AQI masih berkategori tidak sehat,” tulis table prakiraan IQAir dilihat bogorexpose.com pada Senin (3/7/2023) pukul 21:32 WIB.
Sementara pada Kamis 6 Juli 2023, tingkat polusi udara di Kota Bogor mencapai 142 dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.
“Kelompok sensitive sebaiknya memakai masker di luar, menyalakan penyaring udara, tutup jendela anda untuk menghindari udara luar yang kotor dan kurangi aktivitas outdoor,” tulis rekomendasi kesehatan yang tertera di laman iqair.com itu.
Mengetahui hal itu, mantan aktivis 98, Rommy Prasetya menilai, gerakan kolaborasi yang dikampanyekan Walikota Bogor, Bima Arya soal ruang terbuka hijau, proyek taman yang menghabiskan miliaran rupiah uang rakyat hingga megaproyek alun-alun, tidak berefek kepada kondisi udara di Kota Bogor.
“Proyek taman dan alun-alun sebatas pencitraan semata. Polusi udara menjadi ancaman bagi warga Kota Bogor. Tidak ada tindakan apapun untuk mencegah dan mengantisipasi buruknya kualitas udara di Kota Bogor. ini sama saja pembiaran yang dilakukan Pemkot Bogor terhadap warganya,” tandas Rommy. (be-007)
Discussion about this post