JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, mengaku optimistis ekonomi Indonesia tahun depan masih tetap tumbuhd diangka 5 persen.
“Ada beberapa faktor yang mendukung optimisme (pertumbuhan Ekonomi) tersebut,” kata menteri pada acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024, Jumat (22/12/2023).
Sebelumnya, lembaga internasional yang memprediksikan tahun 2023 menjadi tahun yang cukup gelap bagi ekonomi sejumlah negara besar akibat kenaikan suku bunga tidak sepenuhnya terjadi.
Untuk Amerika, menteri mengatakan muncul suatu harapan karena resiliensi dari perekonomiannya hingga akhir tahun ini. “Sehingga paling tidak perekonomian dunia terbesar bisa bertahan dengan kenaikan suku bunga yang luar biasa,” ujarnya.
Tetap Waspada
Namun, menteri tetap mengingatkan agar Indonesia tetap waspada terhadap berbagai dinamika yang terjadi di dunia.
Karenanya, pemerintah berupaya untuk menjaga permintaan domestik karena konsumsi kelompok menengah ke bawah sangat besar. Selain itu terus berusaha untuk menjaga inflasi dan kenaikan harga pangan.
“Makanya kalau Bapak Presiden tadi addressing isu pangan itu menjadi sangat penting. Berbagai kebijakan kita kemarin, entah itu untuk pembelian rumah, pembelian mobil, ini semuanya ditujukan agar dari sisi supply side-nya itu properti dan konstruksi memiliki multiplier yang banyak,” ucapnya.
Dari sisi kelompok menengah yang kita melihat masih memiliki daya beli, mereka mulai dipacu untuk bisa tumbuh,” kata menteri.
Di sisi lain, pertumbuhan pajak yang tinggi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan. Namun demikian, Menkeu melihat hal ini menjadi critical point bagi Indonesia karena harus menjaga momentum pertumbuhan yang menjadi basis pajak.
“Pertumbuhan dari penerimaan pajak kita tahun ini masih 7 persen, so its quite remarkable despite baseline-nya naiknya sangat tinggi. Ini akan menimbulkan tax ratio-nya membaik dan kemudian kita fokus belanja akan menjadi lebih baik, meskipun ini adalah tahun terakhir dari Presiden Jokowi. Ini memang mungkin critical point-nya adalah quality spending dan speed of spending,” jelasnya.
Dikatakan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan sustainable juga harus dipacu dengan produktivitas melalui perbaikan infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Selain itu, Menkeu menilai APBN juga harus dijaga kesehatannya untuk menahan berbagai guncangan yang akan muncul di tahun depan. (be-021)
Discussion about this post