JAKARTA – Kualitas udara di Bogor mulai membaik imbas dari Teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dilakukan pemerintah sehingga menyebabkan hujan.
“KLHK mengikuti terus perkembangannya. Dalam record (catatan) KLHK, setelah hujan jam 15.30 WIB dari angka ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) 97 untuk PM 2,5, pada jam 18.30 WIB angkanya drop menjadi 29. Artinya, kualitas udara jadi baik. Itu di Bogor Tegar Beriman,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dalam keterangan pers yang disiarkan langsung kanal Sekretariat Presiden, Jakarta, Senin (28/8/2023).
Di kawasan Tanah Sareal, KLHK menyebut hujan juga berhasil menurunkan polusi udara. Dari pukul 16.00 WIB, angka Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) adalah 87. Kemudian setelah hujan, angka ISPU menjadi 13.
Masing-masing sektor kementerian berkoordinasi menangani polusi udara dipimpin Menko Marinves Luhut Pandjaitan. Selain TMC berupa hujan buatan, pemerintah menyerukan penanaman pohon.
“Presiden menginstruksikan penanaman pohon yang besar, termasuk di kantor pemerintah, dunia usaha, dan teras gedung-gedung besar,” kata dia.
Ada pula penindakan terhadap perusahaan, PLTU, dan PLTD yang mencemari udara. Ada enam lokasi yang diperiksa KLHK, dari enam lokasi terdapat 161 industri, PLTU, dan PLTD yang diidentifikasi sebagai entitas pencemar udara.
“Jadi misalnya, yang selalu konsisten tidak sehat di Sumur Batu (Kemayoran, Jakarta Pusat) dan Bantargebang (Bekasi). Kira-kira ada 120 unit usaha,” kata Siti.
Selain di dua daerah itu, ada 10 entitas pencemar di Lubang Buaya, Jakarta Timur, 7 entitas di Tangerang, 15 entitas di Tangerang Selatan, dan 10 entitas di Bogor. Total sampai 24 Agustus, ada 11 entitas yang kena sanksi administrasi. Identifikasi akan berlanjut sampai lima pekan ke depan.
Discussion about this post