PADALARANG – Sepakbola saat ini sudah bukan lagi sekedar hobi. Namun sangat banyak makna sekaligus manfaat pada olahraga ini. Tak dapat dipungkiri, hingga saat ini komunitas sepakbola telah menjalar di setiap daerah di Jawa Barat bahkan se- Indonesia.
Legenda Persib, Gilang Angga Kusuma menilai, mulai menjalarnya kultur komunitas sepakbola non-profesional di kalangan masyarakat sekarang, merupakan titik balik dunia persepakbolaan.
Dengan begitu, alangkah baiknya keberadaan mereka (komunitas sepakbola) memiliki sebuah wadah yang baik.
“Menyebarnya komunitas sepakbola di Bandung Raya misalnya, itu jelas sangat bagus. Bahkan kedepannya diyakini bisa melahirkan bakat atlet profesional yang terlahir dari non-profesional,” kata Gilang.
Gilang menambahkan, saat ini hampir semua lapangan dari mulai lapangan besar hingga mini soccer, pasti disana banyak komunitas sepak bola yang bergabung sebagai member.
“Sebagai contoh, saya pernah main dengan KSBR di Kabupaten Bandung, yang ternyata punya banyak klub disana. Nah, saya rasa dari hal tersebut bisa dilihat potensi sepakbola non profesional harus dilirik,” ujarnya.
Menurutnya, ada sisi menarik dari aktifitas komunitas sepakbola ini. Terlebih, turnamen maupun kompetisinya bisa diikuti oleh berbagai kalangan usia. Hal tersebut menjadi sinyal baik bagi persepakbolaan Indonesia.
“Selain bisa menyalurkan hobi, tidak menutup kemungkinan dari komunitas tersebut jika diseriusi bisa menjadi sebuah bisnis dari olahraga,” ujar dia.
Namun, pihaknya mengatakan, sebagai sesama pecinta fun football sebaiknya setiap komunitas bisa memiliki keorganisasian yang baik. Meski dilandasi dengan hobi dan ajang silaturahmi.
“Pasalnya dengan keseriusan membuat organisasi itu, bukan tidak mungkin kedepan bisa ada liga amatir dari setiap komunitas. Tentu imbasnya bisa saja melahirkan bakat pesepakbola profesional,” ujarnya.
Menurutnya, langkah yang pernah dilakukan Coach Indra Syafri (pelatih timnas) ketika meramu formasi sebuah tim patut dicontoh.
Upaya blusukan dalam mencari bakat potensial pemain, bukan hanya dari Sekolah Sepakbola saja melainkan dari komunitas bahkan hingga kelas terunamen sepakbola antar kampung atau yang biasa disebut Tarkam.
“Dari kisah itu, Coach Indra menemukan pemain dengan bakat alami yang bertalenta tinggi. Nah kalau tarkam atau turnamen komunitas sepakbola terus dijaga perkembangannya, maka akan terlahir pemain lokal yang sangat berkualitas,” katanya.
Ia berharap, dari fenomena menyebarnya komunitas sepakbola amatir tersebut. Setiap keorganisasian bisa melahirkan liga antar komunitas.
“Tentu sangat menarik jika setiap komunitas bisa membuat liganya sendiri. Semakin banyak bakat akan bermunculan dan yang terpenting kultur sepakbola di Indonesia semakin ramai,” pungkasnya. (be-031).
Discussion about this post