BOGOR – Penutupan Jalan Otista Kota Bogor demi pembangunan Jembatan Otista, berimbas kemacetan di sejumlah titik di Kota Bogor. Meski sudah disiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas, kemacetan tetap membuat penghuni kota hujan meradang.
Kekesalan pengguna jalan banyak diluapkan di sejumlah kolom komentar media sosial dan portal berita. Mereka juga memasang update status kemacetan atas imbas dari kebijakan pemerintah daerah itu.
“Jam tempuh perjalanan bertambah 1,5 jam dari exit tol Bogor ke arah cipaku. Sukasari macet nggak biasanya. Padahal ini hujan dan sudah lewat magrib,” kata Noor Ally, warga Bogor Selatan, Selasa (2/5/2023).
Hal senada juga diungkapkan Suganda. Ia mengaku terpaksa berkeliling ke Warung Jambu dari arah Jalan Bangka untuk menuju Pasar Anyar.
“Udah diputer-puter, macet parah juga. Baru sehari diberlakukan sudah begini, apalagi harus 8 bulan nunggu jembatan jadi. Harusnya jalan Jalak Harupat (Sempur) dibuat dua arah dong. Nggak jelas ini rekayasa,” tandas warga Bogor Timur itu.
Ketua DPD KNPI Kota Bogor, Sapta Bela Alfarabi juga angkat bicara. Ia menegaskan, Pemerintah Kota Bogor harus siap menampung segala dampak di tengah masyarakat, selama proses megaproyek itu berlangsung.
“Tentunya tidak hanya gebyar di awal saja. Penanganan persoalan yang timbul juga harus diperhatikan hingga proyek tersebut selesai,” kata Sapta Bela.
Menurutnya, beragam dampak tersebut diprediksi akan bermunculan di tengah masyarakat. Ia juga mengingatkan Pemkot Bogor agar tidak hanya memerhatikan pengguna jalan.
“Dampaknya akan luas, baik dari sisi ekonomi masyarakat, aksesibilitas maupun sosial. Kami berharap peran-peran pemerintah hadir saat nanti dibutuhkan. Kami juga akan ikut mengawal jalannya pembangunan jembatan tersebut,” tandas Sapta Bela.
Sapta Bela juga meminta pelaksana proyek agar secara profesional menjalankan pembangunan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
“Dampak yang sangat terasa adalah masyarakat sekitar jembatan, pelaku usaha dan keberadaan fasilitas pendidikan. Mereka tidak boleh terganggu, apalagi ini menghabiskan waktu yang cukup panjang,” urainya.
Sapta Bela juga menyikapi serius dampak penumpukan kendaraan yang terjadi di sejumlah titik, akibat pengalihan arus lalulintas.
“Ketika masyarakat mau tidak mau harus melewati jalur yang ditetapkan, pemerintah juga harus menjamin kelancarannya. Jangan macet dibiarkan begitu saja sebagai konsekuensi,” paparnya. (be-007)
Discussion about this post