BOGOR – Tak hanya menimbulkan kepadatan lalulintas di sekitar perkotaan, penerapan rekayasa lalu lintas di Kota Bogor imbas dari revitalisasi Jembatan Otista juga berdampak ke semua sektor, termasuk okupansi hotel dan restoran yang merosot hingga 50 persen.
Ketua DPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay mengakui jika para pengusaha yang terdampak rekayasa lalu lintas mengalami penurunan omset hingga 40-50 persen dibanding sebelum penerapan rekayasa lalin.
“Semua aspirasi dan keluhan para pengusaha sudah kita smapaikan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Harapannya minta jalur dievaluasi dan ditinjau hingga ketemu yang paling baik,” ujar Yuno, Rabu (10/05/2023).
Yuno mengaku, pihaknya menyerahkan persoalan tersebut ke pemerintah daerah, sebab mau tidak mau dampak dari rekayasa lalu lintas harus diterima. Sebagai upaya untuk mempertahankan omset atau menarik pengunjung, para pengusaha bakal menyiapkan skema kerja karyawan.
“Kemungkinan kita lakukan unpaid leave atau cuti tak berbayar bagi karyawan, tidak sampai pemberhentian karyawan. Selain itu, kita siapkan juga rencana promo diskon dan bundling paket,” katanya. (be-011)
Discussion about this post