BOGOR – Jembatan Otto Iskandar (Otista) Kota Bogor, yang menghabiskan anggaran Rp52 miliar akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah selesai direvitalisasi.
Pembangunan baru jembatan ini sebagai upaya mengatasi kemacetan di Kota Bogor.
“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini saya resmikan jembatan Otto Iskandar, Kota Bogor,” kata Jokowi.
Setelah itu, peresmian dilanjutkan dengan penekanan tombol secara simbolis dan penandatanganan prasasti.
“Ya tadi sudah disampaikan Pak Wali bahwa jembatan ini Jembatan Otista ini jembatan yang salah satu menjadi problem di Kota Bogor karena melebar menyempit di jembatan ini sehingga jembatan ini dilebarkan, dan kalau kita lihat sekarang sudah lebih dari cukup,” kata Jokowi kepada wartawan.
Jokowi juga meminta agar Jembatan Otista itu tetap dijaga. Dia menyebut pembangunan jembatan ini tidak menghilangkan konstruksi awal.
“Tetap dijaga, tadi saya ke bawah juga melihat apa itu konstruksi lengkung yang merupakan konstruksi di masa kolonial Belanda yang dulu berfungsi sebagai penopang badan jembatan, kini telah diubah hanya sebagai objek wisata.
Presiden menilai, pemandangan di bawah jembatan pada area pelengkung cukup bagus sebagai obyek wisata baru bagi warga sekitar. Jembatan Otista berada di atas Sungai Ciliwung yang menghubungkan wilayah Kecamata Bogor Timur dengan Bogor Tengah.
Sementara itu, Wali Kota Bima Arya mengatakan jembatan Otista ini dibangun pada 1920, kemudian diperlebar pada 1970, hingga menjadi titik arus utama Kota Bogor pada 1990, yang menjadi salah satu titik kemacetan.
“Pada 1990-an menjadi arus utama di kota Bogor, macet, dipenuhi oleh pedagang. Nah, karena itu, ketika tahun 2015 kami melakukan kajian dan muncullah kebijakan sistem satu arah diberlakukan sistem satu arah di seputar Istana. Tapi ternyata titik ini adalah titik penyempitan utama,” katanya.
Saat itulah pihaknya meminta kepada pemerintah kota melebarkan ini. Sempat disetujui pada 2015, karena COVID, terjadi kebijakan rasionalisasi, dan pembangunan jembatan ditunda.
“Baru kemudian pada awal tahun ini jembatan ini dibangun selama 7,5, bulan perjalanan yang, tidak mudah, Bapak Presiden, karena warga harus cukup bersabar. Bukan saja bersabar karena kemacetan yang ditimbulkan akibat pengaturan lalu lintas, tetapi juga berkurangnya pendapatan warga,” ujarnya. (be-031)
Discussion about this post