JAKARTA – Pemerintah terus fokus melakukan pembangunan Bendungan Cibeet dan Cijurey untuk mengendalikan banjir di Sungai Citarum.
“Dibangunnya Bendungan Cibeet yang dimulai September 2023 berfungsi untuk pengendalian banjir di hilir Sungai Citarum,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, seperti dikutip Rabu (20/9/2023).
Pembangunan bendungan ini bersamaan dengan Bendungan Cijurey yang dimulai September 2023.
“Dua bendungan ini untuk pengendalian banjir di wilayah di Muara Gembong, Karawang dan Bekasi,” jelasnya.
Basuki berharap dukungan masyarakat bisa proyek ini untuk mengatasi banjir. Pembangunan berikutnya akan disusul dengan pembuatan tanggul di wilayah hilir Citarum.
Saat ini, menteri mengaku progres pembangunan dua bendungan ini masih tahap pengadaan lahan. Diharapkan proses tahap konstruksi dapat segera dimulai tahun depan.
Diperkirakan kedua bendungan ini dapat selesai konstruksinya sesuai target kontrak pada 2028 mendatang. Bahkan bisa dipercepat 2027.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Bastari, menambahkan salah satu alasan dibangunnya Bendungan Cibeet dilatarbelakangi kejadian banjir besar di Citarum Hilir pada 2021 lalu.
Hingga mengakibatkan tanggul terkikis, limpas dan jebol di lima lokasi yang terbesar di Desa Pebayuran Kabupaten Bekasi.
Dengan dibangunnya bendungan ini bisa mereduksi banjir di hilir Citarum sebesar 66%.
Sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengairi irigasi baru seluas 1000 Ha dan sawah eksisting 1037 hektar serta menyuplesi 5000 hektar lahan irigasi di saluran Tarum serta menghasilkan air baku sebesar 3.77 m3/dtk dan PLTA sebesar 0.25 MW.
3 Paket
Ia mengungkap pembangunan Bendungan Cibeet dibagi menjadi tiga paket pekerjaan. Paket pertama dikerjakan Nindya-Adhi-Bahagis, KSO dengan nilai kontrak Rp1,92 triliun.
Paket kedua dikerjakan oleh PP-Marfri-DMT, KSO senilai Rp1,81 triliun dan paket ketiga dikerjakan Waskita-BK-BBP-KPR, KSO senilai Rp1,47 triliun.
Untuk Bendungan Cijurey diproyeksikan dapat mereduksi banjir di hilir Citarum sebesar 59.33% dan dimanfaatkan untuk mengairi irigasi seluas 561 Ha serta menghasilkan air baku sebesar 0.71 m3/dtk dan PLTA sebesar 2×0.5 MW. Konstruksinya juga dibagi menjadi tiga paket pekerjaan dengan total nilai kontrak sebesar Rp3,36 triliun. (be-021)
Discussion about this post