BOGOR – Penanaman pohon yang dilakukan Pemkab Bogor di lahan eks PKL kawasan Puncak, harus dibarengi dengan maintenance yang tepat.
Jika tidak, maka pohon-pohon yang sudah ditanam itu akan mati oleh cuaca. Agar pepohonan baru berjenis pucuk merah yang tertanam dalam pot di sepanjang jalur Gunung Mas itu hidup dan berkembang, sejumlah aktivis lingkungan secara swadaya melakukan upaya pemeliharaan.
Upaya halus Pemerintah Kabupaten Bogor untuk memastikan tidak kembalinya para pedagang ke area hijau itu, seharusnya disertai dengan langkah pemeliharaan. Sehingga, penanaman pohon tidak sekedar upaya seremonial belaka.
Menurut Sukardi, Ketua Bank Pohon Nusantara (Puncak Ajip), upaya pemeliharaan seperti penyiraman pohon dalam pot bergaris kuning itu, harus dilakukan demi kelangsungan hidup dan perkembangan pepohonan.
“Sejak dua minggu yang lalu kami melakukan perawatan serta penyiraman pada pohon Pucuk Merah secara rutin setiap hari. Kami khawatir pohon tersebut akan mati apabila tidak dilakukan penyiraman dengan kondisi cuaca yang sangat panas seperti ini,” ujar Sukardi.
Sukardi menilai, upaya pemerintah dalam mewujudkan dan mengembalikan kawasan hijau di Puncak, sudah tepat.
Oleh karena itu, Sukardi mengajak semua kalangan turut menjaga upaya penghijauan dan pemulihan kawasan resapan air itu.
“Saya siapkan di kebun Bibit Nusantara, ribuan pohon dari berbagai jenis baik tanaman keras, tanaman buah dan pohon pelindung yang siap untuk ditanam di kawasan Puncak,” tandasnya.
Yudi Budaya, salah satu tokoh budaya dan tokoh masyarakat Puncak berharap, langkah pemkab bogor melakukan penanaman pohon pucuk merah langsung ditanam di tanah tidak di dalam pot drum besi.
“Pohon kalau tidak disiram rutin mustahil tumbuh, saya merasa bangga apa yang dilakukan Sukardi bersama teamnya dalam mendukung penghijauan ini,” tandasnya.
Yudi menambahkan, sebenarnya sudah ada monumen Pekan Penghijauan yang telah ada sejak 1961 di era presiden 1 Republik Indonesia. Hal itu berbarengan dengan keputusan presiden No.13 tahun 1963, yaitu Puncak merupakan lahan hijau yang harus dilestarikan karena puncak adalah lahan resapan air.
“Monumen itu diharapkan tidak hanya menjadi cagar budaya. seharusnya mendapatkan perhatian khusus pemerintah,” pungkasnya. (be-007)
Discussion about this post