YERUSALEM – Militer Israel mulai menduduki Rafah, kota selatan di Jalur Gaza, Palestina, pada Selasa (7/5) waktu setempat. Dilaporkan sekitar 26 orang warga Palestina tewas dalam serangan jet tempur itu.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan pihaknya berhasil mengambil kendali sebagian wilayah perbatasan Palestina dengan Mesir tersebut.
Operasi militer ini berlangsung setelah Israel berkoar-koar akan tetap melancarkan invasi darat ke Rafah meski telah ditentang komunitas internasional, termasuk sekutu dekatnya sendiri, Amerika Serikat. “Kami memiliki pasukan khusus yang memindai perbatasan. Itu yang akan terjadi dalam beberapa jam ke depan,” demikian pernyataan IDF.
IDF mengaku pihaknya sudah memulai operasi di Rafah sejak tadi malam di sebuah area khusus yang berlokasi di timur wilayah tersebut. Area timur Rafah selama ini menjadi tempat evakuasi warga Palestina dan organisasi internasional.
Seiring dengan ini, tank-tank Israel dilaporkan mulai merangsek masuk ke Rafah. Menurut pejabat keamanan Palestina dan Mesir, tank-tank tersebut telah mencapai 200 meter wilayah Rafah yang berbatasan dengan Mesir. Pengerahan tank-tank ini mau tak mau memaksa perbatasan Rafah ditutup total.
Juru bicara Otoritas Umum Perbatasan dan Penyeberangan, Wael Abu Omar, mengatakan kepada CNN bahwa pengiriman bantuan ke Jalur Gaza terpaksa dihentikan buntut penutupan perbatasan. “Pergerakan orang dan masuknya bantuan ke Jalur Gaza telah berhenti sepenuhnya,” kata Omar, seperti dikutip CNN.
Serbuan tank ini terjadi usai kelompok Hamas menyatakan setuju terhadap proposal gencatan senjata usulan Qatar dan Mesir. Keputusan Hamas ini disambut meriah oleh warga Palestina di Gaza.
Namun, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan proposal tersebut “jauh dari persyaratan Israel”. Israel menyebut akan tetap melanjutkan operasi militer di Rafah untuk menekan Hamas.
Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan lebih dari 34.700 orang. Mayoritas korban ialah anak-anak dan perempuan. Alih-alih menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas dan bahkan menghentikan agresi, Israel malah melancarkan invasi darat baru ke Rafah. Rafah merupakan salah satu wilayah di Gaza yang berbatasan langsung dengan Mesir.
Wilayah ini telah lama menjadi tempat pelarian warga Gaza di utara dan tengah dari gempuran Israel sejak Oktober lalu. Rafah juga menjadi satu-satunya pintu masuk bantuan kemanusiaan dari komunitas internasional.
Rencana invasi darat ke Rafah ini bahkan dikecam keras oleh berbagai negara, termasuk negara Eropa dan AS. Negara Barat menilai invasi darat Israel ke Rafah dapat menyebabkan petaka baru. Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mewanti-wanti akan ada tragedi besar jika Israel tetap melancarkan serangan ke Rafah. (be-007/*)
Discussion about this post