BOGOR-Masyarakat Kota Bogor patut berbangga diri. Pasalnya, berdasarkan laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2022 yang diselenggarakan oleh SETARA Institute, bahwa Kota Bogor berhasil menduduki peringkat ke-4 kota paling toleran yang berpenduduk lebih dari 1 juta orang.
Dalam variabel tersebut, SETARA Institute mempertimbangkan kompleksitas tata kelola toleransi dan kebhinekaan.
Kota Bogor yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.099.026 orang dinilai memiliki toleransi terbaik di atas 90 kota lain yang ada di Indonesia.
Selain itu, Kota Bogor juga mendapat peringkat ke-4 kota paling toleransi berdasarkan variabel tindakan pemerintah setelah Kota Salatiga, Bekasi, dan Singkawang.
Ketua Badan Pengurus SETARA Institute, Ismail Hasan menjelaskan pencapaian itu menandakan kepemimpinan toleransi Bima Arya sebagai Wali Kota menyumbang skor yang besar.
Padahal di tahun 2015 Kota Bogor menempati posisi terakhir kota paling toleransi yakni posisi ke-94.
Di tahun 2017 Kota Bogor naik di posisi 92, tahun 2018 di posisi 88, dan posisi 33 di tahun 2021. Kini secara nasional Kota Bogor menempati posisi ke-17 kota paling toleransi di Indonesia.
Kerja nyata Pemerintah Kota Bogor terbukti mampu meningkatkan toleransi. Berbagai program pemerintah kota untuk mendorong toleransi melalui program budaya, penciptaan ruang bersama dan perhatian khusus kepada minoritas menjadi kunci meningkatnya Indeks Kota Toleran Kota Bogor.
Tindakan pemerintah menjadi pengungkit yang dianggap paling penting bagi kinerja pembangunan toleransi kota.
“Kota Bogor berhasil naik peringkat IKT secara signifikan. Kota Bogor menjadi salah satu kota yang signifikan kemajuannya,” kata Ismail.
Wali Kota Bogor, Bima Arya mengungkapkan, kondisi ini bisa dikatakan capaian besar Kota Bogor, mengingat Kota Bogor pernah di tingkat terendah dari 94 kota pada tahun 2017 dan sejak itu terus berbenah hingga saat ini.
Terlebih, kemajuan pesat di Kota Bogor selama 5 tahun terakhir terjadi pada saat kota-kota lainnya mengalami dinamika penurunan peringkat.
“Indeks ini menjelaskan bahwa merawat toleransi bukanlah hal mudah, terutama bagi kota-kota yang masuk kategori kota urban dengan kompleksitas sosial yang tinggi, seperti Kota Bogor,” katanya.
Bima mengungkapkan jika capaian tersebut merupakam hasil kerja keras semua pihak. Menurutnya kunci kesuksesan Kota Bogor adalah komitmen Pemkot untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak. (be-031)
Discussion about this post